Indonesia berada di cincin api Pasifik, membuatnya rentan terhadap gempa megathrust — gempa besar berkekuatan 7,0 SR atau lebih. Dampak gempa megathrust pada bangunan bisa sangat dahsyat: gedung runtuh, jembatan terputus, dan infrastruktur hancur dalam hitungan detik. Fenomena ini bukan sekadar ancaman, tapi kenyataan yang harus dihadapi dengan persiapan matang. Dalam artikel ini, kita bahas 3 pengaruh utama gempa megathrust terhadap konstruksi, serta langkah konkret untuk meminimalkan risiko.
1. Kerusakan Infrastruktur Akibat Gempa Megathrust
Salah satu dampak gempa megathrust pada bangunan yang paling nyata adalah keruntuhan struktur. Gedung, jembatan, dan jalan raya bisa ambruk karena getaran kuat dan panjang. Bangunan yang tidak dirancang tahan gempa, terutama yang menggunakan material non-SNI, sangat rentan runtuh.
Contohnya, gempa di Palu (2018) menunjukkan betapa pentingnya fondasi kuat dan sistem penulangan yang benar. Banyak korban jatuh bukan karena gempa, tapi karena bangunan tidak mampu menahan guncangan.
2. Biaya Pemulihan yang Tinggi Pasca Gempa
Dampak gempa megathrust juga terasa dalam sektor ekonomi. Pemulihan infrastruktur membutuhkan dana triliunan rupiah. Dana yang seharusnya untuk pendidikan atau kesehatan terpaksa dialihkan untuk rekonstruksi.
Padahal, dengan investasi awal pada material berkualitas seperti besi beton SNI, kerusakan bisa diminimalisir hingga 70%. Ini membuktikan bahwa memilih material murah di awal justru bisa menjadi beban besar di masa depan.
3. Meningkatnya Kesiapsiagaan Konstruksi Tahan Gempa
Di balik bencana, ada peluang untuk belajar. Gempa megathrust mendorong pemerintah menerapkan standar SNI 1726:2019 untuk bangunan di zona rawan gempa. Sekarang, desain bangunan harus fleksibel (daktil), bukan hanya kuat.
Artinya, bangunan harus mampu “menari” saat diguncang, bukan patah. Ini dicapai dengan:
- Penggunaan besi beton berkualitas (TS280/TS420B)
- Detail penulangan sesuai standar tahan gempa
- Pemilihan baja struktural seperti IWF atau H-Beam
Solusi Menghadapi Dampak Gempa Megathrust
1. Gunakan Besi Beton Bersertifikat SNI
Material adalah fondasi keamanan. Pastikan besi beton yang digunakan memiliki SPPT SNI dan Mill Test Certificate (MTC). Ini menjamin kekuatan, keuletan, dan ketahanan terhadap guncangan.
2. Pilih Supplier Terpercaya
Di Perwira Steel, kami menyediakan besi beton SNI dari merk terbaik:
- PERWIRA SNI
- KSTY SNI
- KSJI SNI
- LS SNI
Produk dilengkapi MTC dan telah lulus uji laboratorium independen.
3. Libatkan Tenaga Ahli
Gunakan konsultan struktur dan tukang berpengalaman. Detail pemasangan besi beton sangat menentukan ketahanan bangunan saat gempa.
Kesimpulan: Bangun Perlindungan, Bukan Hanya Bangunan
Dampak gempa megathrust pada bangunan memang besar, tapi bisa diminimalisir. Dengan memilih material berkualitas, mengikuti standar tahan gempa, dan bekerja sama dengan supplier terpercaya, kita bisa membangun konstruksi yang tidak hanya kokoh, tapi juga menyelamatkan nyawa.
Yuk, wujudkan proyek yang aman dan tahan gempa bersama Perwira Steel — mitra terpercaya untuk solusi baja berkualitas di seluruh Indonesia.