Indonesia berada di jalur Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), menjadikannya salah satu negara dengan tingkat aktivitas gempa tertinggi di dunia. Setiap tahun, gempa bumi mengguncang berbagai wilayah—dari Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara. Sayangnya, kerusakan parah dan korban jiwa sering kali bukan semata akibat kekuatan gempa, melainkan karena kesalahan fatal dalam konstruksi bangunan. Bangunan yang seharusnya melindungi justru berubah menjadi ancaman. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif kesalahan konstruksi paling krusial yang memperparah dampak gempa, serta bagaimana pemilihan material baja dan besi beton berkualitas seperti produk Perwira Steel menjadi solusi nyata untuk meningkatkan keselamatan bangunan
1. Mengabaikan Prinsip Bangunan Tahan Gempa
Kesalahan paling mendasar adalah tidak menerapkan desain struktur tahan gempa. Banyak bangunan dibangun hanya berfokus pada estetika atau efisiensi biaya, tanpa mempertimbangkan:
- Fleksibilitas struktur
- Distribusi beban lateral
- Kemampuan bangunan menyerap energi gempa
Padahal, bangunan tahan gempa tidak harus “kaku”, tetapi mampu bergerak secara terkendali saat terjadi getaran.
2. Penggunaan Besi Beton Non-SNI atau Kualitas Rendah
Salah satu kesalahan fatal yang sering ditemukan di lapangan adalah penggunaan besi beton abal-abal demi menekan biaya. Ciri-ciri besi beton berkualitas rendah antara lain:
- Diameter tidak sesuai standar
- Mudah bengkok
- Kekuatan tarik rendah
- Tidak memiliki tanda SNI
Dalam kondisi gempa, besi beton berkualitas rendah mudah patah, menyebabkan kolom dan balok gagal menahan beban
3. Detail Tulangan yang Salah dan Tidak Konsisten
Kesalahan detail tulangan sering kali luput dari perhatian, seperti:
- Jarak sengkang terlalu lebar
- Sambungan tulangan (overlap) tidak sesuai panjang standar
- Penempatan tulangan tidak simetris
Kesalahan ini menyebabkan struktur kehilangan kemampuan daktilitas—padahal daktilitas adalah kunci bangunan tahan gempa.
4. Mutu Beton yang Tidak Sesuai Spesifikasi
Banyak kegagalan struktur terjadi bukan hanya karena besi, tetapi juga karena mutu beton yang rendah, akibat:
- Campuran beton tidak sesuai desain
- Penggunaan air berlebihan
- Proses curing yang diabaikan
Saat gempa, beton rapuh akan retak dan hancur, mempercepat runtuhnya bangunan.
5. Kolom Lemah dan Konsep “Soft Story”
Banyak bangunan bertingkat runtuh karena kesalahan konsep soft story, yaitu:
- Lantai dasar terlalu terbuka
- Kolom lebih kecil dibanding lantai atas
- Kurangnya elemen pengaku
Akibatnya, lantai bawah menjadi titik kegagalan utama saat gempa.
6. Mengabaikan Standar dan Regulasi Konstruksi
Kesalahan fatal lainnya adalah tidak mematuhi standar nasional, seperti:
- SNI struktur beton
- SNI besi beton
- Regulasi bangunan tahan gempa
Bangunan tanpa standar ibarat bom waktu yang menunggu getaran pertama
7. Kesalahan dalam Pemilihan Material Konstruksi
Material konstruksi yang terlalu berat dan kaku tanpa perhitungan justru memperbesar gaya gempa yang bekerja pada bangunan
Belajar dari Bencana: Bangunan Aman Dimulai dari Material Tepat
Sejarah gempa besar di Indonesia—Aceh, Padang, Palu, Cianjur—mengajarkan satu hal penting:
Bangunan yang dibangun dengan material berkualitas dan perencanaan benar memiliki peluang jauh lebih besar untuk tetap berdiri.
Kesalahan konstruksi bukan hanya persoalan teknis, tetapi menyangkut keselamatan manusia.
Komitmen Membangun Ketahanan dari Pondasi
Sebagai penyedia material baja dan besi beton berkualitas, Perwira Steel hadir untuk:
- Mendukung konstruksi sesuai SNI
- Menyediakan besi beton kuat, presisi, dan konsisten
- Membantu menciptakan bangunan yang lebih aman terhadap gempa
Karena bagi Perwira Steel, konstruksi yang kuat bukan sekadar soal bangunan—tetapi tentang melindungi kehidupan dan masa depan.