Stainless steel, atau baja tahan karat, adalah logam paduan yang memiliki daya tahan luar biasa terhadap korosi, suhu tinggi, serta tekanan mekanis. Dengan kombinasi sifat fisik, kimia, dan estetika yang unik, stainless steel telah menjadi tulang punggung berbagai sektor industri, dari infrastruktur berat, peralatan medis, hingga arsitektur futuristik.
Namun, sedikit yang memahami bahwa di balik satu lembar coil stainless steel terdapat serangkaian proses produksi panjang, presisi tinggi, dan bertingkat. Produksi stainless tidak hanya melibatkan teknologi metalurgi mutakhir, tetapi juga supply chain global, pengendalian mutu ekstrem, dan penguasaan detail mikro hingga makro.
Dalam artikel ini, Perwira Steel akan menjelaskan dengan gaya teknis-populer setiap tahap dalam rantai produksi stainless steel, dari bahan mentah hingga produk jadi berbentuk coil stainless yang siap digunakan oleh industri Indonesia dan dunia.
1. Bahan Baku: Fondasi Kimia Baja Tahan Karat
Sebelum masuk ke dunia peleburan dan rolling, proses stainless dimulai dari pemilihan bahan baku berkualitas tinggi, yang terdiri dari berbagai logam dan unsur paduan utama:
- Bijih Besi (Iron Ore, Fe)
Sumber utama logam dasar stainless steel. Biasanya diperoleh dari tambang hematit atau magnetit dengan kadar besi tinggi (>60%). Bijih harus diproses lebih dulu menjadi iron pellet atau sinter sebelum dilebur.
- Kromium (Cr) – Unsur Penentu “Stainless”
Elemen terpenting dalam stainless steel. Minimum kadar 10,5% untuk membentuk lapisan oksida kromium pasif, yang melindungi baja dari korosi.
- Nikel (Ni)
Memberi keuletan, stabilitas struktur austenitik, dan meningkatkan ketahanan terhadap suhu ekstrem. Tipe 304 dan 316 mengandung nikel antara 8%–14%.
- Molibdenum (Mo)
Meningkatkan ketahanan terhadap korosi pitting, terutama dalam lingkungan asam atau laut. Umum di stainless 316 dan super duplex.
- Karbon (C), Mangan (Mn), Silikon (Si), Fosfor (P), Sulfur (S)
Unsur tambahan dengan kadar mikro, namun memiliki dampak besar terhadap kekuatan tarik, kemampuan las, dan performa termal baja.
2. Peleburan: Memadukan Unsur Menjadi Baja Tahan Karat
Setelah bahan baku tersedia, proses produksi masuk ke tahap steelmaking melalui fasilitas berteknologi tinggi.
- Electric Arc Furnace (EAF)
Tanur busur listrik digunakan untuk melelehkan skrap baja, bijih, dan paduan logam pada suhu 1.600–1.800°C. Proses ini hemat energi dan memungkinkan penggunaan bahan daur ulang, hingga 80–90% stainless modern berasal dari skrap logam.
EAF juga memudahkan kontrol terhadap komposisi kimia logam karena peleburannya lebih fleksibel.
- Argon Oxygen Decarburization (AOD)
Stainless steel awal dari EAF masih mengandung karbon tinggi. Di tahap ini, oksigen dan argon disuntikkan untuk mengurangi karbon sambil mempertahankan kadar kromium. Proses ini menghasilkan stainless berkualitas tinggi dengan kadar karbon <0.03%, seperti tipe 304L atau 316L.
- Vacuum Oxygen Decarburization (VOD)
Digunakan untuk stainless spesial dengan kadar inklusi ultra-rendah. Proses dilakukan dalam ruang vakum untuk menghilangkan hidrogen dan nitrogen, menghasilkan stainless untuk aplikasi medis, nuklir, dan aerospace.
3. Continuous Casting: Mencetak Baja Cair Menjadi Padat
Stainless cair yang sudah sesuai komposisinya kemudian dicetak dalam bentuk padat melalui proses Continuous Casting. Baja dialirkan ke cetakan berpendingin air dan ditarik secara kontinu ke bawah, menghasilkan:
Bentuk Cetakan | Kegunaan |
Slab | Untuk produk datar seperti plate, sheet, dan coil |
Billet | Untuk batang, kawat, dan pipa |
Bloom | Untuk struktur profil berat |
Slab hasil cetakan memiliki dimensi sekitar 200 mm tebal, 1 meter lebar, dan panjang hingga 12 meter.
4. Hot Rolling: Penggilingan Panas untuk Bentuk Awal
Slab stainless kemudian dipanaskan kembali di reheating furnace sekitar 1.100–1.250°C, lalu digiling melalui hot rolling mill untuk mengurangi ketebalan dan membentuk lembaran panjang.
Karakteristik Hot Rolled Coil:
- Ketebalan: 3–10 mm
- Permukaan: Kasar, terdapat mill scale
- Digunakan untuk: Tangki, struktur industri, fondasi pabrik
Hot rolling dapat dilakukan dalam beberapa pass (lintasan penggilingan) tergantung target ketebalan akhir.
5. Annealing: Menstabilkan Struktur Mikro
Setelah hot rolling, stainless mengalami annealing, yaitu pemanasan kembali hingga 1.050–1.150°C untuk menghilangkan work hardening, meningkatkan kemampuan dibentuk, dan memastikan struktur mikro merata.
Tipe Annealing:
- Full Annealing: Untuk softening maksimal
- Bright Annealing (BA): Dalam atmosfer non-reaktif (nitrogen/hidrogen) untuk menghasilkan permukaan kilap cermin
Proses ini penting agar coil tidak retak saat dilas, dipotong, atau ditekuk di tahap berikut.
6. Pickling: Membersihkan Permukaan dari Oksida
Setelah annealing, permukaan stainless masih tertutup lapisan oksida hasil pemanasan. Oleh karena itu, diperlukan pickling, yaitu pencelupan dalam larutan:
- Asam Nitrat (HNO3)
- Asam Fluorat (HF)
Larutan ini melarutkan mill scale dan menghasilkan permukaan logam yang reaktif dan bersih. Beberapa pabrik juga menggunakan metode electro-pickling untuk hasil lebih presisi.
7. Cold Rolling: Produksi Coil Stainless Berkualitas Tinggi
Cold rolling dilakukan pada suhu ruang melalui stand rolling mill bertekanan tinggi untuk menipiskan hot rolled coil menjadi lembaran tipis berkualitas tinggi, dengan keunggulan:
Keunggulan | Penjelasan |
Ketebalan akurat | Hingga 0,2 mm |
Permukaan halus | Doff, satin, hingga mirror |
Kekuatan tarik meningkat | Cocok untuk beban mekanis |
Ketahanan deformasi | Ideal untuk produk lentur dan presisi |
Ketebalan Umum Cold Rolled Coil:
- 0.3 mm – 3 mm (bisa lebih tipis tergantung aplikasi)
- Digunakan dalam: kitchenware, lift, panel dinding, kendaraan listrik, alat kesehatan
8. Finishing Surface: Menyesuaikan Estetika dan Fungsi
Coil stainless bisa diberi berbagai jenis finishing tergantung kebutuhan pasar:
Finishing | Karakteristik | Aplikasi |
No. 2B | Halus, doff | Industri umum |
BA (Bright Annealed) | Kilap cermin | Dekorasi |
No. 4 | Garis pendek seragam | Peralatan dapur |
Hairline | Garis panjang searah | Elevator, interior |
Etched / Patterned | Corak ukir | Desain arsitektur |
Perusahaan seperti Perwira Steel menyediakan beragam opsi finishing sesuai kebutuhan proyek dan branding klien.
9. Quality Control dan Sertifikasi
Setiap coil stainless harus melewati proses uji mutu yang sangat ketat:
- Uji Tarik (Tensile Strength)
- Uji Kekerasan (Hardness)
- Uji Komposisi Kimia (Spectrometer)
- Uji Korosi (Salt Spray Test)
- Uji Visual dan Dimensi
Produk Perwira Steel dipastikan sesuai standar global seperti:
- ASTM (Amerika)
- JIS (Jepang)
- EN (Eropa)
- SNI (Indonesia)
10. Slitting, Cutting, dan Packaging: Menjadi Produk Siap Distribusi
Sebelum dikirim ke pelanggan, coil stainless dapat:
- Dislit (dipotong memanjang menjadi strip kecil)
- Cut-to-Length (dipotong jadi lembaran sesuai kebutuhan)
- Recoiled dalam bobot dan diameter tertentu
Packaging menggunakan wrap film, kayu, dan baja pelindung untuk menjaga produk selama transportasi.
11. Distribusi dan Aplikasi Akhir
Stainless coil dari Perwira Steel didistribusikan ke berbagai sektor:
- Konstruksi & Arsitektur: Dinding cladding, railing, fasad
- Manufaktur: Tangki, alat berat, pipa
- Makanan & Minuman: Tangki susu, jalur produksi higienis
- Medis: Meja operasi, alat bedah
- Otomotif & Elektronik: Komponen motor listrik, EV, casing
Kami melayani permintaan custom dalam jumlah besar maupun kecil, mendukung proyek besar maupun UMKM dengan fleksibilitas tinggi.
Dari Proses ke Nilai Tambah
Proses produksi stainless steel adalah perjalanan dari ilmu, teknologi, dan presisi tinggi. Setiap coil yang dihasilkan bukan hanya lembaran logam, melainkan representasi dari:
- Ketahanan jangka panjang
- Estetika tinggi
- Kemurnian struktur metalurgi
- Standar industri global
Sebagai mitra terpercaya di industri ini, Perwira Steel berkomitmen untuk terus menghadirkan produk coil stainless berkualitas tinggi dan solusi logam yang adaptif terhadap kebutuhan zaman