Memasuki tahun 2025, sektor konstruksi Indonesia kembali menampakkan geliat yang menjanjikan setelah melewati masa pemulihan pasca-pandemi dan ketidakpastian ekonomi global. Proyek infrastruktur nasional seperti jalan tol, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta perumahan rakyat menjadi katalis utama meningkatnya kebutuhan besi beton di dalam negeri.
Sebagai salah satu material paling vital dalam pembangunan struktur beton bertulang, besi beton (reinforcing bar) kini menjadi indikator pertumbuhan sektor konstruksi nasional. Dalam konteks ini, Perwira Steel—sebagai produsen dan distributor besi beton berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia)—melihat adanya perubahan signifikan dalam pola permintaan, karakter konsumen, serta arah kebijakan industri baja nasional yang menarik untuk dianalisis secara komprehensif.
1. Potret Permintaan Besi Beton Nasional: Meningkat Signifikan di 2025
Menurut data terbaru dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), permintaan besi beton di pasar domestik tahun 2025 mengalami kenaikan sekitar 7,4% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh:
- Percepatan pembangunan IKN dan proyek strategis nasional (PSN)
- Kenaikan investasi properti dan sektor perumahan menengah
- Kebijakan pemerintah dalam substitusi impor baja
Kemenperin mencatat, total konsumsi besi beton nasional pada kuartal pertama 2025 mencapai 6,8 juta ton, meningkat dari 6,3 juta ton di periode yang sama tahun 2024 (Sumber: kemenperin.go.id, 2025). Kenaikan tersebut bukan hanya mencerminkan stabilitas industri, tetapi juga menunjukkan adanya pergeseran kebutuhan pasar—dari sekadar volume ke kualitas dan efisiensi distribusi.
2. Faktor Pendorong Pertumbuhan Permintaan Besi Beton di Indonesia
Tren positif ini tidak muncul secara kebetulan. Ada sejumlah faktor kunci yang memperkuat peningkatan permintaan besi beton sepanjang 2025, antara lain:
a. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)
Tahap lanjutan pembangunan IKN di Kalimantan Timur membutuhkan jutaan ton besi beton untuk proyek fondasi, gedung pemerintahan, dan infrastruktur transportasi. Proyek ini telah menjadi penggerak utama lonjakan permintaan di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
b. Kenaikan Investasi Properti dan Industri
Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa investasi di sektor konstruksi dan properti meningkat 12,5% pada semester pertama 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini otomatis meningkatkan permintaan material utama seperti besi beton (Sumber: bkpm.go.id, 2025).
c. Dorongan Substitusi Impor
Kebijakan “Baja Nasional Berdaulat” yang dicanangkan pemerintah mendorong penggunaan produk lokal bersertifikasi SNI. Inisiatif ini menekan ketergantungan pada impor baja dari Tiongkok dan menumbuhkan kepercayaan terhadap produsen nasional seperti Perwira Steel.
d. Perumahan Rakyat dan Pembangunan Vertikal
Program pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menambah permintaan terhadap besi beton berdiameter kecil hingga menengah.
3. Pergeseran Pola Konsumsi: Dari Volume ke Kualitas dan Keandalan
Jika dulu pasar besi beton lebih menekankan pada harga murah, kini orientasi mulai beralih ke daya tahan dan konsistensi mutu produk. Kontraktor besar maupun kecil kini lebih selektif, memilih produsen yang memiliki:
- Sertifikasi SNI 2052:2017
- Kontrol mutu pabrikan ketat
- Jaminan toleransi ukuran sesuai standar
- Ketahanan korosi dan fleksibilitas tinggi
Perwira Steel, melalui lini produksinya, telah mengadopsi teknologi rolling mill modern dan sistem kontrol mutu berbasis digital, memastikan setiap batang besi beton memiliki kekuatan tarik dan elastisitas optimal.
Perubahan mindset konsumen inilah yang membuat produk SNI semakin diminati dan menjadikan perusahaan lokal dengan reputasi kuat seperti Perwira Steel mampu menguasai pangsa pasar domestik secara stabil.
4. Tantangan Pasar: Fluktuasi Harga dan Distribusi Logistik
Meski permintaan meningkat, industri besi beton tetap dihadapkan pada sejumlah tantangan strategis, di antaranya:
- Fluktuasi harga bahan baku (billet dan scrap) akibat ketidakstabilan pasokan global.
- Biaya logistik yang masih tinggi, terutama untuk pengiriman antar-pulau.
- Ketimpangan distribusi antara Jawa dan luar Jawa.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat bahwa biaya logistik material bangunan di Indonesia masih 20–25% lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand (Sumber: kemendag.go.id, 2024).
Untuk menjawab tantangan tersebut, Perwira Steel memperluas jaringan distribusinya ke kota-kota strategis seperti Balikpapan, Palembang, dan Makassar, serta menerapkan sistem logistik efisien berbasis digital tracking, sehingga pengiriman lebih cepat dan transparan.
5. Prediksi dan Proyeksi Pasar 2025–2026
Menurut analisis Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA), tren positif ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2026 dengan rata-rata pertumbuhan permintaan 6–8% per tahun.
Beberapa indikator pendukungnya antara lain:
- Rencana pembangunan 10.000 km jalan tol dan 3.000 jembatan baru hingga 2030.
- Program industrialisasi material lokal oleh Kementerian BUMN.
- Peningkatan kapasitas produksi pabrikan baja nasional, termasuk ekspansi yang dilakukan Perwira Steel di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Dengan fondasi industri yang semakin matang, Indonesia berpeluang menjadi basis produksi besi beton terbesar di Asia Tenggara, sekaligus menekan impor dan membuka peluang ekspor ke negara-negara berkembang di Asia Selatan dan Afrika.
6. Perwira Steel: Mengawal Standar Mutu dan Ketersediaan Nasional
Sebagai pemain penting dalam industri besi beton nasional, Perwira Steel berkomitmen untuk terus menghadirkan produk SNI berkualitas tinggi dengan ketahanan optimal untuk berbagai kebutuhan konstruksi.
Beberapa langkah nyata Perwira Steel dalam mendukung pasar 2025 meliputi:
- Peningkatan kapasitas produksi dengan teknologi continuous casting.
- Penerapan kontrol mutu otomatis (Automatic Quality Monitoring) di setiap tahap produksi.
- Kolaborasi dengan kontraktor nasional dan proyek pemerintah untuk memastikan ketersediaan pasokan tepat waktu.
Dengan pengalaman dan integritas yang telah terbukti, Perwira Steel tidak hanya menjadi penyedia material, tetapi juga mitra strategis dalam pembangunan infrastruktur nasional yang berkelanjutan.
2025, Tahun Peluang Besar bagi Industri Besi Beton Nasional
Tahun 2025 bukan sekadar fase pertumbuhan bagi industri konstruksi, melainkan momentum untuk mewujudkan kemandirian baja nasional. Permintaan besi beton yang meningkat, didukung oleh proyek strategis dan kesadaran akan pentingnya kualitas, membuka jalan bagi produsen lokal untuk memperkuat posisi di pasar domestik.
Dengan pendekatan yang inovatif dan komitmen terhadap standar mutu, Perwira Steel siap menjadi bagian dari transformasi besar ini—menghadirkan besi beton SNI yang tangguh, konsisten, dan terpercaya untuk membangun Indonesia yang lebih kuat.